BPF Malang

Image

Bestprofit | Harga Minyak Naik, Trump Pertimbangkan Sanksi Rusia

Bestprofit (10/3) – Pada hari Jumat, harga minyak mentah mengalami kenaikan meskipun sempat terkoreksi dari level tertinggi pada sesi tersebut. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga minyak adalah ancaman sanksi yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia. Trump memperingatkan bahwa AS akan memberikan sanksi kepada Rusia jika negara tersebut gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina, yang semakin mempengaruhi pasar minyak global.

Kenaikan Harga Minyak Mentah di Tengah Ketegangan Politik

Harga minyak mentah Brent ditutup pada $70,36 per barel, mencatatkan kenaikan 1,3% atau 90 sen. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup pada $67,04 per barel, naik 1,02% atau 68 sen. Namun, pada perdagangan awal hari Jumat, harga Brent sempat melambung hingga mencapai $71,40, dan WTI mencapai $68,22. Pendorong utama dari lonjakan harga minyak ini adalah pernyataan Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, yang mengungkapkan bahwa OPEC+ akan melanjutkan kenaikan produksinya pada bulan April mendatang. Namun, OPEC+ juga dapat mempertimbangkan langkah-langkah lain, termasuk pengurangan produksi, jika kondisi pasar tidak mendukung.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ancaman Sanksi AS Terhadap Rusia

Presiden Donald Trump, dalam sebuah unggahan di platform Truth Social, mengungkapkan bahwa AS sedang mempertimbangkan sanksi terhadap bank-bank Rusia dan tarif terhadap produk-produk Rusia. Ancaman sanksi ini muncul di tengah eskalasi serangan militer Rusia terhadap Ukraina. Trump menyatakan bahwa jika Rusia tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata, AS tidak akan ragu untuk menambah tekanan melalui langkah-langkah ekonomi tersebut.

Hal ini memberi dampak besar terhadap harga minyak, karena Rusia merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Ketegangan geopolitik yang terkait dengan konflik Ukraina dan potensi sanksi AS terhadap Rusia dapat mengganggu pasokan minyak global, yang pada gilirannya dapat menyebabkan lonjakan harga minyak.

Pergerakan Harga Minyak yang Tidak Stabil

Meskipun harga minyak sempat melonjak tinggi, pada akhirnya harga stabil seiring dengan komentar dari Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell. Powell menyatakan bahwa Dewan Federal Reserve sedang memantau kebijakan perdagangan baru dari pemerintahan Trump dan dampaknya terhadap perekonomian global. John Kilduff, mitra Again Capital LLC, menyebutkan bahwa perubahan kebijakan yang cepat dan meningkatnya risiko geopolitik telah membuat para pedagang menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait minyak.

Sementara itu, dalam minggu ini, harga minyak Brent mengalami penurunan 3,8%, yang menjadi penurunan mingguan terbesar sejak minggu 11 November. Harga WTI juga turun 3,9%, mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak minggu 21 Januari.

Keputusan OPEC+ dan Dampaknya Terhadap Harga Minyak

Salah satu faktor yang memengaruhi harga minyak dalam beberapa hari terakhir adalah keputusan OPEC+ untuk melanjutkan rencana peningkatan produksi pada bulan April. OPEC+ mengumumkan bahwa mereka akan menambah kuota produksi sebesar 138.000 barel per hari. Keputusan ini, yang dikeluarkan setelah persediaan minyak mentah AS mengalami kenaikan, menambah tekanan terhadap harga minyak. Pada hari Rabu, harga minyak Brent bahkan turun ke level terendah sejak Desember 2021 setelah pengumuman tersebut.

Namun, meskipun ada peningkatan produksi yang direncanakan, pasar minyak masih terombang-ambing karena adanya ketidakpastian mengenai kebijakan yang diambil oleh AS dan faktor geopolitik yang tidak menentu. Menurut Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, ketegangan geopolitik seputar Rusia telah mendominasi pasar, mengesampingkan berita lain yang seharusnya memengaruhi pergerakan harga minyak.

Strategi Pemerintahan Trump Terhadap Ekspor Minyak Iran

Selain kebijakan terkait Rusia, pasar minyak juga dipengaruhi oleh kebijakan AS terhadap ekspor minyak Iran. Pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengurangi ekspor minyak Iran lebih lanjut, dengan rencana untuk memeriksa kapal tanker minyak Iran di laut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menekan ekspor minyak Iran hingga mencapai nol, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pasokan global.

Pemerintah AS juga mengindikasikan bahwa mereka berniat untuk mengurangi ekspor minyak mentah dari Iran dengan cara yang lebih terarah. Langkah-langkah ini semakin memperburuk ketegangan di pasar minyak global, di mana banyak negara besar, termasuk AS, memainkan peran utama dalam pengaturan pasokan dan permintaan.

Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan AS dan Dampaknya

Selain kebijakan luar negeri terkait Rusia dan Iran, kebijakan perdagangan domestik AS juga memberikan dampak terhadap harga minyak. Pada hari Kamis, Presiden Trump menangguhkan tarif 25% yang dikenakan pada sebagian besar barang dari Kanada dan Meksiko hingga 2 April. Namun, tarif terhadap baja dan aluminium masih tetap berlaku hingga 12 Maret.

Pasar minyak global sangat dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia. Ketidakpastian mengenai arah kebijakan perdagangan ini menambah keraguan di pasar dan menciptakan volatilitas harga minyak. Jika kebijakan yang diterapkan pemerintah AS berubah secara drastis, maka pasar minyak dapat terguncang, memengaruhi baik harga minyak mentah maupun produksi global.

Peningkatan Lapangan Kerja AS dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Global

Selain faktor-faktor geopolitik dan kebijakan perdagangan, laporan pasar tenaga kerja AS juga memberikan dampak terhadap pergerakan harga minyak. Pada bulan Februari, pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat, meskipun tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,1%. Namun, ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan dan pemotongan besar-besaran dalam belanja pemerintah federal dapat mengancam ketahanan pasar tenaga kerja di bulan-bulan mendatang.

Ekonomi AS yang tumbuh stabil dapat mendorong permintaan energi, termasuk minyak, yang pada gilirannya dapat memberi dorongan pada harga minyak. Namun, ketidakpastian dalam kebijakan fiskal dan perdagangan masih menambah volatilitas di pasar energi global.

Kesimpulan: Ketegangan Geopolitik dan Kebijakan AS Mempengaruhi Harga Minyak

Harga minyak mentah mengalami lonjakan pada hari Jumat tetapi kemudian terkoreksi setelah ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan AS mempengaruhi sentimen pasar. Ancaman sanksi terhadap Rusia yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump dan keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi pada bulan April menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga minyak.

Selain itu, kebijakan perdagangan yang berubah-ubah di AS, serta ketidakpastian mengenai ekspor minyak Iran dan kebijakan ekonomi domestik, turut memberi dampak pada pergerakan harga minyak. Para pedagang dan analis pasar akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat, karena volatilitas harga minyak kemungkinan akan berlanjut di tengah ketidakpastian yang ada.

Ke depannya, harga minyak akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari kebijakan AS, ketegangan geopolitik, hingga keputusan yang diambil oleh OPEC+ dan negara-negara penghasil minyak besar lainnya.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!