Bestprofit | Krisis Mereda, Harga Minyak Turun
Bestprofit (30/6) – Harga minyak mengalami penurunan signifikan setelah mencatatkan kerugian mingguan terbesar dalam lebih dari dua tahun terakhir. Penurunan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk meningkatnya spekulasi bearish dari dana lindung nilai, gencatan senjata rapuh antara Iran dan Israel, serta kemungkinan kenaikan pasokan dari negara-negara anggota OPEC+ yang semakin mendekat. Dengan harga minyak Brent turun ke sekitar $67 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di kisaran $65, pasar energi kini menghadapi ketidakpastian yang dapat mempengaruhi harga lebih lanjut.
Kerugian Mingguan Terbesar dalam Dua Tahun: Dampak Gencatan Senjata dan Spekulasi Bearish
Harga minyak mengalami penurunan tajam setelah mencatatkan kerugian mingguan terbesar dalam lebih dari dua tahun. Pada minggu lalu, harga minyak Brent anjlok sebesar 12%, sementara WTI juga mencatatkan penurunan yang signifikan. Salah satu faktor utama yang mendorong penurunan ini adalah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh gencatan senjata rapuh antara Iran dan Israel yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Meskipun gencatan senjata ini memberikan harapan untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah, pasar minyak tetap waspada terhadap ketidakpastian yang masih ada, terutama dengan adanya skeptisisme dari pihak Iran terhadap durabilitas kesepakatan tersebut.
Bestprofit | Minyak Naik, Trump Tekan Iran
Skeptisisme Iran terhadap Gencatan Senjata: Dampaknya terhadap Pasokan Minyak
Meskipun gencatan senjata antara Iran dan Israel diumumkan, Tehran menunjukkan sikap skeptis terhadap kemungkinan kesepakatan tersebut dapat bertahan lama. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa pasar minyak masih menunjukkan reaksi negatif. Iran telah mengungkapkan keraguannya bahwa gencatan senjata yang dimediasi oleh AS dapat bertahan dalam jangka panjang, meskipun Presiden Donald Trump sempat menyatakan kemungkinan untuk melonggarkan sanksi terhadap Iran jika negara tersebut setuju untuk damai.
Kekhawatiran pasar terkait ketidakstabilan di Timur Tengah, yang merupakan salah satu kawasan penghasil minyak utama dunia, telah membuat para investor kembali ragu terhadap prospek minyak. Dengan ketegangan geopolitik yang tetap ada, ketidakpastian pasokan minyak di masa depan masih menjadi faktor penggerak harga yang penting. Namun, meskipun gencatan senjata ini mengurangi risiko langsung terhadap pasokan minyak, spekulasi pasar terhadap prospek pasokan global kembali menjadi perhatian utama.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Kenaikan Pasokan OPEC+: Potensi Kelebihan Pasokan di Akhir Tahun
Faktor penting lainnya yang menekan harga minyak adalah kemungkinan kenaikan pasokan dari negara-negara anggota OPEC+ yang dijadwalkan akan dipertimbangkan pada pertemuan mereka mendatang. Menurut beberapa delegasi OPEC+, kelompok tersebut siap untuk meningkatkan pasokan minyak sebesar 411.000 barel per hari pada bulan Agustus, yang akan menjadi bulan keempat berturut-turut kelompok tersebut menyetujui kenaikan pasokan dengan volume yang sama, tiga kali lipat dari volume yang awalnya direncanakan.
Kenaikan pasokan yang berkelanjutan ini berpotensi memperburuk kondisi kelebihan pasokan global yang diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun ini. Kelebihan pasokan ini akan berkontribusi pada tekanan harga lebih lanjut, mengingat permintaan global yang mungkin tidak mampu menyerap tambahan volume yang besar. Dalam konteks ini, OPEC+ harus berhati-hati agar keputusan mereka tidak menyebabkan lebih banyak ketidakstabilan di pasar energi yang sudah rapuh.
Harga Minyak Mendekati Level Sebelum Serangan Israel ke Iran
Seiring dengan keraguan pasar terhadap gencatan senjata dan kemungkinan penambahan pasokan dari OPEC+, harga minyak kini diperdagangkan hampir pada level yang sama seperti sebelum serangan Israel pertama kali menyerang Iran pada 13 Juni. Hal ini menunjukkan bahwa pasar minyak kembali fokus pada faktor-faktor fundamental yang lebih mendasar, yaitu keseimbangan pasokan dan permintaan minyak global.
Fokus pasar kini beralih kepada bagaimana OPEC+ akan merespons kondisi pasokan global yang semakin memburuk. Dalam beberapa bulan terakhir, produksi minyak OPEC+ telah berada di bawah tekanan karena permintaan yang lebih rendah dari pasar utama seperti China dan India, serta masalah internal yang dihadapi beberapa negara penghasil minyak utama. Sementara itu, negara-negara non-OPEC juga memperbesar kapasitas produksinya, yang semakin memperparah kelebihan pasokan di pasar global.
Fokus Investor: Pembicaraan Perdagangan dan Tarif Khusus Trump
Selain ketegangan geopolitik dan kebijakan OPEC+, faktor eksternal lain yang kini menjadi perhatian besar para investor adalah pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagang lainnya. Dengan hanya 10 hari tersisa sebelum tarif khusus yang ditetapkan oleh Presiden Trump kembali diberlakukan, pasar khawatir bahwa ketegangan perdagangan yang belum terselesaikan dapat berdampak pada perekonomian global dan, pada akhirnya, pada permintaan minyak.
Pasar minyak sangat sensitif terhadap perubahan dalam hubungan perdagangan internasional, terutama yang melibatkan negara-negara pengimpor energi utama seperti China dan Eropa. Jika tarif baru diberlakukan, hal ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menurunkan permintaan energi, yang pada gilirannya akan memperburuk kelebihan pasokan minyak di pasar.
Potensi Pengaruh Faktor Geopolitik dan Kebijakan Ekonomi AS terhadap Harga Minyak
Meskipun faktor-faktor teknikal dan fundamental yang mendorong harga minyak lebih rendah saat ini cukup kuat, pasar masih dipengaruhi oleh potensi ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi yang dapat mengubah arah pergerakan harga minyak dalam waktu dekat. Jika ketegangan di Timur Tengah kembali memanas atau ada perkembangan baru dalam kebijakan OPEC+, maka harga minyak bisa mengalami fluktuasi lebih lanjut.
Namun, jika ketegangan ini mereda dan pembicaraan perdagangan internasional menunjukkan hasil positif, harga minyak bisa kembali menguat. Oleh karena itu, investor harus tetap waspada terhadap perkembangan global yang dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan energi.
Kesimpulan: Outlook Pasar Minyak di Tengah Ketidakpastian Global
Harga minyak saat ini berada dalam fase ketidakpastian yang tinggi, dengan berbagai faktor saling berinteraksi untuk membentuk prospek pasar energi. Penurunan harga yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh kombinasi dari keraguan terhadap gencatan senjata Iran-Israel, potensi kenaikan pasokan OPEC+, dan kekhawatiran terkait kebijakan perdagangan internasional.
Meskipun pasar minyak tetap rentan terhadap berbagai faktor eksternal, fokus utama para investor sekarang berada pada fundamental pasokan dan permintaan. Jika OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan pasokan lebih lanjut dan ketegangan geopolitik tetap tinggi, harga minyak bisa terus terkoreksi. Namun, jika ketidakpastian ini berkurang dan permintaan kembali stabil, harga minyak bisa kembali menguat.















