BPF Malang

Image

Bestprofit | Minyak Bertahan karena Kekhawatiran Pasokan

Bestprofit (20/2) – Pada hari Rabu, 19 Februari, harga minyak berhasil bertahan mendekati level tertinggi dalam satu minggu, didorong oleh kekhawatiran terkait gangguan pasokan di Rusia dan Amerika Serikat (AS). Pasar minyak juga menunggu kejelasan terkait sanksi yang sedang dipertimbangkan oleh Washington, yang berperan sebagai penengah dalam upaya kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Harga minyak berjangka Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan pada hari tersebut, dengan Brent naik 20 sen menjadi $76,04 per barel dan WTI naik 40 sen menjadi $72,25 per barel.

Penutupan harga ini merupakan yang tertinggi untuk kedua patokan minyak mentah sejak 11 Februari. Pasar minyak global sedang menghadapi sejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan geopolitik, cuaca ekstrem, serta kebijakan pasokan dari negara-negara penghasil minyak utama. Artikel ini akan membahas faktor-faktor utama yang memengaruhi harga minyak pada hari tersebut, serta dampaknya terhadap pasar energi global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kekhawatiran Gangguan Pasokan di Rusia dan AS

Salah satu faktor utama yang mendukung harga minyak pada hari Rabu adalah kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Rusia dan AS. Di Rusia, serangan pesawat nirawak (drone) yang dilakukan oleh Ukraina pada sebuah stasiun pompa yang terletak di jalur pipa Caspian Pipeline Consortium (CPC) menyebabkan penurunan aliran minyak. Rusia melaporkan bahwa aliran minyak melalui CPC, yang merupakan rute utama ekspor minyak mentah dari Kazakhstan, berkurang sekitar 30-40% pada hari Selasa. Pemotongan pasokan sebesar 30% ini setara dengan hilangnya sekitar 380.000 barel per hari dari pasar global, yang tentunya dapat memberikan dampak signifikan terhadap harga minyak.

Serangan ini terjadi dalam konteks ketegangan yang terus meningkat antara Rusia dan Ukraina, yang telah memperburuk gangguan pasokan energi di Eropa. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan mengisyaratkan bahwa serangan terhadap CPC mungkin telah dikoordinasikan dengan sekutu Barat Ukraina. Penurunan pasokan dari Rusia, yang merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia, membuat pasar semakin khawatir tentang kelangkaan pasokan energi global, mendorong harga minyak untuk tetap berada pada level tinggi.

Selain gangguan pasokan dari Rusia, cuaca dingin di Amerika Serikat juga memberikan tekanan pada pasokan minyak domestik. Di negara bagian Dakota Utara, yang merupakan salah satu produsen minyak terbesar di AS, Otoritas Pipa Dakota Utara memperkirakan bahwa produksi minyak dapat turun sebanyak 150.000 barel per hari karena cuaca ekstrem yang menghambat operasional pengeboran dan distribusi minyak. Hal ini menambah ketidakpastian dalam pasokan minyak global dan semakin memperkuat sentimen bullish di pasar energi.

Pengaruh Sanksi dan Ketegangan Geopolitik terhadap Harga Minyak

Selain masalah gangguan pasokan, ketegangan geopolitik yang berlarut-larut antara Rusia dan Ukraina turut memengaruhi pasar minyak. Washington, yang berperan sebagai mediator dalam upaya penyelesaian konflik, sedang mempertimbangkan serangkaian sanksi yang dapat diterapkan terhadap Rusia. Sanksi-sanksi ini dapat memperburuk gangguan pasokan minyak global, terutama jika sektor energi Rusia terpengaruh lebih lanjut.

Banyak pihak di pasar yang berusaha untuk memperkirakan dampak dari sanksi tersebut terhadap produksi dan ekspor minyak Rusia. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana Rusia akan merespons, terutama dengan mengingat bahwa Rusia merupakan salah satu eksportir energi terbesar di dunia. Ketidakpastian terkait sanksi ini menyebabkan spekulasi di kalangan pelaku pasar mengenai arah harga minyak dalam beberapa minggu ke depan.

Para analis juga mencatat bahwa potensi gangguan pasokan akibat sanksi atau eskalasi konflik dapat memperburuk ketegangan energi yang sudah ada di pasar global. Hal ini mendorong investor untuk menjaga posisi long dalam minyak, mengharapkan bahwa pasokan akan terus terbatas, sementara permintaan global terus tumbuh seiring dengan pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

OPEC dan Penundaan Peningkatan Pasokan Minyak

Selain faktor geopolitik dan gangguan pasokan, keputusan OPEC dan sekutunya juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga minyak. OPEC, yang terdiri dari negara-negara penghasil minyak utama seperti Arab Saudi, Irak, dan UEA, memiliki kontrol yang signifikan terhadap pasokan minyak global. OPEC sering kali membuat keputusan terkait produksi dan pasokan untuk menjaga stabilitas harga minyak.

Pada hari Rabu, pasar mulai berspekulasi bahwa OPEC, bersama dengan sekutunya seperti Rusia dan Kazakhstan, mungkin akan menunda rencana mereka untuk meningkatkan pasokan minyak yang sudah direncanakan pada bulan April mendatang. OPEC sebelumnya berencana untuk meningkatkan pasokan sebanyak 400.000 barel per hari pada bulan April, namun keputusan tersebut kini terancam ditunda mengingat ketidakpastian yang ada di pasar. Beberapa analis, termasuk Tony Sycamore dari IG Markets, menyatakan bahwa penundaan tersebut dapat memberikan dorongan tambahan bagi harga minyak, karena pasar akan terus menghadapi ketatnya pasokan.

Selain itu, peningkatan permintaan minyak dari negara-negara yang sedang mengalami pemulihan ekonomi, seperti China dan India, semakin memperburuk ketegangan pasokan. Jika OPEC memilih untuk tidak menambah pasokan, harga minyak bisa terus naik karena keterbatasan pasokan yang ada.

Prospek Harga Minyak ke Depan

Melihat ke depan, prospek harga minyak akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan politik, cuaca, dan keputusan-keputusan yang diambil oleh OPEC dan negara-negara penghasil minyak utama lainnya. Ketidakpastian yang berkaitan dengan konflik Ukraina, serta dampak dari cuaca ekstrem di Amerika Serikat, dapat terus memberikan dorongan bagi harga minyak untuk tetap berada di level tinggi.

Jika gangguan pasokan dari Rusia dan negara-negara lain berlanjut, serta jika OPEC memutuskan untuk menunda peningkatan pasokan, maka harga minyak kemungkinan akan terus menunjukkan kecenderungan bullish. Selain itu, keputusan Washington mengenai sanksi terhadap Rusia dan dampaknya terhadap sektor energi juga akan menjadi faktor kunci yang menentukan arah pergerakan harga minyak.

Namun, jika ada tanda-tanda deeskalasi dalam konflik geopolitik, atau jika OPEC memutuskan untuk meningkatkan produksi sesuai rencana, harga minyak bisa mengalami penurunan. Pemulihan pasokan dari sektor minyak shale AS juga dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap keseimbangan pasar.

Kesimpulan

Pada 19 Februari, harga minyak bertahan mendekati level tertinggi dalam satu minggu karena kekhawatiran tentang gangguan pasokan yang terjadi di Rusia dan Amerika Serikat. Selain itu, pasar juga menunggu kejelasan mengenai sanksi yang mungkin diterapkan oleh Washington terhadap Rusia dan dampaknya terhadap pasar energi global. Faktor-faktor lain, seperti cuaca dingin di AS dan spekulasi tentang kebijakan OPEC, turut memperburuk ketidakpastian di pasar minyak.

Melihat prospek ke depan, harga minyak kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh faktor-faktor geopolitik, gangguan pasokan, dan kebijakan produksi dari OPEC. Investor akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat, berharap untuk mendapatkan kejelasan yang dapat memandu arah pergerakan harga minyak dalam beberapa minggu mendatang.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!