BPF Malang

Image

Bestprofit | Minyak Naik, Pedagang Pikirkan Tarif Trump

Bestprofit (3/3) – Harga minyak mentah mengalami lonjakan pada awal minggu ini menjelang pengenaan tarif yang direncanakan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap mitra dagang utama Amerika Serikat, termasuk Tiongkok. Langkah ini meningkatkan prospek tindakan pembalasan dari negara-negara tersebut, yang dapat memperburuk volatilitas pasar global. Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak brent berhasil naik lebih dari $73 per barel setelah mencatatkan kerugian bulanan terbesar sejak September. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati $70 per barel.

Di sisi lain, meskipun tarif yang dijadwalkan untuk diterapkan terhadap Tiongkok, Meksiko, dan Kanada mulai hari Selasa, banyak yang meyakini bahwa penangguhan atau penundaan pengenaan tarif tersebut kemungkinan akan bersifat sementara. Ancaman tarif besar-besaran ini terus membebani sentimen pasar global, yang telah menyaksikan harga minyak mentah berjangka turun sejak pertengahan Januari. Dengan adanya ketidakpastian ini, pergerakan harga minyak menjadi lebih berisiko, menciptakan ketegangan bagi para pelaku pasar, investor, dan penyuling minyak di seluruh dunia.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dampak Pungutan Pajak dan Ancaman Tindakan Pembalasan

Pengenaan tarif yang direncanakan oleh Amerika Serikat pada mitra dagang utama, seperti Tiongkok, Meksiko, dan Kanada, berpotensi memicu tindakan pembalasan yang dapat meningkatkan ketegangan di pasar minyak global. Pungutan pajak terhadap minyak dari negara-negara ini bisa mempengaruhi sekitar 80% impor minyak mentah AS, yang akan memiliki dampak langsung pada biaya penyulingan minyak di AS.

Tindakan ini berpotensi merugikan penyuling yang telah meningkatkan pemrosesan minyak mentah mereka ke level tertinggi dalam sejarah. Pasokan minyak yang terhambat akibat tarif pajak dapat memaksa penyuling untuk mencari pasokan alternatif dengan harga lebih tinggi, meningkatkan biaya produksi dan menyebabkan lonjakan harga di pasar global.

Selain itu, langkah Trump untuk mencabut lisensi Chevron Corp. untuk memproduksi dan mengekspor minyak mentah dari Venezuela turut memperburuk situasi. Venezuela adalah salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia, dan kebijakan ini dapat berdampak lebih jauh pada pasokan minyak global. Meskipun Venezuela bukan pemasok utama bagi AS, tetapi dampak dari sanksi terhadap negara ini dapat mengganggu stabilitas pasar minyak global lebih luas.

Volatilitas Pasar: Tindakan Spekulatif dan Penurunan Posisi Net-Long

Salah satu fenomena yang tercatat dalam beberapa waktu terakhir adalah penurunan posisi net-long dari dana lindung nilai di pasar minyak mentah. Dana lindung nilai memangkas posisi mereka di West Texas Intermediate (WTI) hingga level terendah sejak 2010, menurut data terbaru hingga 25 Februari. Posisi net-long merujuk pada kontrak berjangka yang dibeli dengan harapan harga minyak akan naik. Penurunan posisi ini menunjukkan bahwa investor lebih berhati-hati dan tidak yakin terhadap prospek pasar minyak dalam jangka pendek.

Perubahan sentimen ini menunjukkan bahwa banyak spekulan pasar yang mulai ragu akan potensi kenaikan harga minyak. Sebagian besar dari mereka memilih untuk mengurangi eksposur terhadap kontrak berjangka, menandakan ketidakpastian terkait dengan perkembangan ekonomi global dan potensi ketegangan politik yang dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan minyak.

Fluktuasi harga minyak yang tajam sejak awal tahun ini mencerminkan sentimen pasar yang sangat bergantung pada perkembangan berita politik dan kebijakan ekonomi dari AS dan negara-negara besar lainnya. Hal ini semakin memperburuk volatilitas pasar yang sudah dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi global.

Perhatian Terhadap Pertemuan Politik Tiongkok dan Dampaknya pada Pasar Minyak

Sementara ketegangan tarif mendominasi berita utama, pasar juga memperhatikan perkembangan ekonomi politik di negara-negara besar, terutama Tiongkok. Sebagai mitra dagang utama AS, setiap keputusan besar yang diambil oleh pemerintah Tiongkok dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar energi global.

Pada pekan ini, Tiongkok akan memulai pertemuan politik terbesarnya, di mana ribuan delegasi, termasuk kepala kementerian, akan berkumpul di Beijing. Rencana pengeluaran pemerintah dan kebijakan fiskal yang akan diumumkan dalam pertemuan ini sangat penting karena mereka dapat memengaruhi tingkat permintaan minyak mentah di negara tersebut. Tiongkok adalah salah satu konsumen energi terbesar di dunia, dan kebijakan pemerintahannya akan mempengaruhi aliran impor minyak serta harga energi global secara keseluruhan.

Selain itu, jika Tiongkok memutuskan untuk memperkenalkan stimulus fiskal atau kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, ini bisa mendorong permintaan minyak mentah di negara tersebut, yang pada gilirannya dapat memberikan tekanan pada harga minyak global. Sebaliknya, jika kebijakan ekonomi Tiongkok menunjukkan tanda-tanda pelemahan ekonomi, hal ini bisa menyebabkan penurunan permintaan minyak, yang berpotensi menurunkan harga.

Irak dan Potensi Dampak Pasokan dari Wilayah Kurdi

Di sisi lain, perkembangan di Irak juga turut memperburuk ketegangan pasar minyak. Pemerintah Irak telah mengundang perusahaan-perusahaan minyak internasional yang beroperasi di wilayah Kurdi untuk rapat yang dijadwalkan pada hari Selasa. Wilayah Kurdi di Irak merupakan salah satu kawasan penghasil minyak yang penting, namun ekspor minyak dari wilayah tersebut telah terhenti selama lebih dari dua tahun akibat ketegangan politik dan masalah dalam hubungan antara pemerintah pusat Irak dan otoritas Kurdi.

Potensi dimulainya kembali ekspor dari wilayah Kurdi ini bisa memberikan tambahan pasokan minyak ke pasar global. Jika ekspor minyak dari wilayah tersebut kembali beroperasi, pasokan yang lebih besar bisa membebani harga minyak, mengingat pasokan yang melimpah dapat menyebabkan penurunan harga. Namun, ketegangan politik di wilayah tersebut tetap menjadi faktor yang membatasi kemampuan untuk memulihkan aliran pasokan minyak secara penuh.

Kesimpulan: Ketidakpastian Global Menjadi Penggerak Utama Pasar Minyak

Harga minyak mentah yang cenderung naik pada awal minggu ini mencerminkan ketidakpastian yang mendalam dalam pasar energi global. Pengenaan tarif yang direncanakan oleh pemerintahan Trump, ancaman tindakan balasan dari mitra dagang utama AS, dan ketidakpastian geopolitik lainnya menjadi faktor utama yang mendorong volatilitas harga minyak.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada proyeksi kenaikan harga, banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak dalam waktu dekat. Ketegangan politik, kebijakan ekonomi yang berkembang, dan potensi pemulihan ekspor minyak dari wilayah seperti Irak dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan minyak di pasar global. Oleh karena itu, para investor dan pelaku pasar akan terus mengawasi perkembangan ini dengan cermat, karena volatilitas yang tinggi akan terus mewarnai dinamika pasar energi ke depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!