Blog
- Home
- Blog
BPF Malang

- 25/02/2025
- 0 Comments
Bestprofit | Minyak Pulih dari Level Terendah dalam Beberapa Minggu
Bestprofit (25/2) – Harga minyak mengalami kenaikan tipis pada Senin, 24 Februari, didorong oleh sanksi baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap Iran dan komitmen Irak untuk mengkompensasi kelebihan produksi OPEC+. Hal ini menambah kekhawatiran tentang ketatnya pasokan jangka pendek, yang membantu pasar minyak memulihkan sebagian kerugian tajam yang terjadi pada hari Jumat sebelumnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang memengaruhi harga minyak, serta dampak dari perkembangan politik dan ekonomi yang terbaru.
Kenaikan Harga Minyak: Brent dan WTI Pulih dari Kerugian
Pada Senin, 24 Februari, harga minyak mentah Brent naik 45 sen atau 0,6%, mencapai $74,88 per barel pada pukul 1:39 siang EST (1839 GMT). Kenaikan harga ini datang setelah penutupan harga pada hari Jumat yang berada pada level terendah sejak 6 Februari. Selain itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 43 sen atau 0,6%, menjadi $70,83, memulihkan sebagian besar kerugian dari sesi sebelumnya yang menjadi penutupan terendah tahun ini.
Kenaikan harga minyak ini diindikasikan oleh beberapa faktor penting, yang salah satunya adalah perkembangan geopolitik, khususnya sanksi AS terhadap Iran, serta komitmen Irak untuk mengatasi kelebihan produksi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun ada kekhawatiran mengenai ketatnya pasokan jangka pendek, pemulihan harga minyak setelah aksi jual tajam menunjukkan bahwa pasar minyak tetap berpotensi untuk stabil dalam waktu dekat.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Sanksi Baru AS terhadap Iran: Dampak pada Pasokan Minyak
Salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga minyak pada hari Senin adalah putaran baru sanksi yang diberlakukan oleh Departemen Keuangan AS terhadap Iran. Sanksi ini menargetkan industri minyak Iran, termasuk pialang, operator tanker, dan pengirim yang terlibat dalam penjualan dan pengangkutan minyak bumi Iran. Sanksi tersebut dapat memberikan dampak pada pasar minyak global, meskipun dampaknya diperkirakan tidak akan terlalu besar dalam jangka pendek.
Analis UBS, Giovanni Staunovo, menyebutkan bahwa meskipun sanksi ini dapat memberikan dampak terbatas pada harga minyak, ekspor minyak mentah Iran tetap tinggi. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk mengurangi pasokan dari Iran, negara tersebut masih mampu mempertahankan tingkat ekspor yang relatif stabil. Staunovo menambahkan bahwa hanya waktu yang akan membuktikan apakah sanksi ini benar-benar akan mempengaruhi volume ekspor minyak mentah Iran.
Pada saat yang sama, sanksi ini juga menunjukkan upaya berkelanjutan AS untuk menekan sektor minyak Iran, yang dianggap sebagai bagian dari strategi politik untuk membatasi pendapatan negara tersebut, yang kemudian dapat digunakan untuk mendanai aktivitas politik dan militer di kawasan Timur Tengah.
Komitmen Irak untuk Mengompensasi Kelebihan Produksi OPEC+
Irak, salah satu anggota utama OPEC+, juga memberikan pengumuman penting yang mempengaruhi harga minyak pada hari Senin. Negara tersebut menyatakan komitmennya untuk mengkompensasi kelebihan produksi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir dalam kesepakatan yang disepakati oleh negara-negara anggota OPEC+.
Sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas dalam kelompok OPEC+, Irak berjanji untuk mengurangi produksinya untuk membantu menjaga kestabilan harga minyak global. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Irak telah mengalami kelebihan produksi yang melampaui kuota yang disepakati dalam kesepakatan OPEC+. Untuk mengatasi hal ini, Irak berencana mengajukan rencana terbaru guna mengkompensasi kelebihan produksi tersebut, salah satunya dengan mengekspor 185.000 barel per hari dari ladang minyak Kurdistan melalui jaringan pipa Irak-Turki.
Kegiatan ekspor ini, yang dimulai kembali setelah pengiriman minyak dilanjutkan, dipandang sebagai langkah penting oleh Irak untuk mematuhi kesepakatan OPEC+ dan menjaga kestabilan pasokan minyak global. Hal ini menambah kepercayaan pasar bahwa Irak berkomitmen untuk mengurangi produksinya demi mendukung harga minyak yang lebih tinggi.
Dampak dari Ekspektasi Kembali Normalnya Ekspor Irak dan Perang Ukraina
Sebelumnya, pasar minyak mengalami aksi jual tajam pada hari Jumat, 21 Februari, yang sebagian besar disebabkan oleh dua faktor utama: ekspektasi dimulainya kembali ekspor minyak Irak utara dan perkembangan terkait perang di Ukraina. Pasar minyak dipengaruhi oleh berita mengenai dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Irak melalui jalur pipa Irak-Turki, yang sebelumnya terhambat oleh ketegangan politik dan masalah teknis.
Selain itu, berakhirnya perang di Ukraina yang diperkirakan dapat membawa stabilitas lebih besar ke kawasan Eropa juga menambah tekanan pada harga minyak. Namun, setelah aksi jual tajam tersebut, harga minyak mulai pulih kembali pada Senin, 24 Februari, karena sentimen pasar yang lebih optimis mengenai potensi ketatnya pasokan jangka pendek.
Pasokan Jangka Pendek: Premi Minyak Mentah Brent Meningkat
Dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, struktur pasar minyak menunjukkan tanda-tanda ketatnya pasokan jangka pendek. Hal ini tercermin dari peningkatan premi minyak mentah berjangka Brent bulan depan terhadap kontrak bulan berikutnya, yang mencapai titik tertingginya pada hari Senin sejak 11 Februari. Premi yang lebih tinggi ini menunjukkan adanya ketidakpastian terkait pasokan jangka pendek, yang dapat mempengaruhi harga minyak dalam beberapa minggu ke depan.
Analis Commodity Context, Rory Johnston, menyebutkan bahwa premi yang meningkat ini menunjukkan adanya tekanan yang lebih besar pada pasokan minyak global. Menurutnya, pasar minyak menunjukkan tanda-tanda ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan, yang dapat mengarah pada ketegangan lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang.
Kesimpulan: Prospek Pasar Minyak ke Depan
Kenaikan harga minyak pada Senin, 24 Februari, merupakan hasil dari kombinasi beberapa faktor, termasuk sanksi baru AS terhadap Iran, komitmen Irak untuk mengatasi kelebihan produksi OPEC+, dan ketatnya pasokan jangka pendek yang tercermin dari struktur pasar. Meskipun ada beberapa ketidakpastian terkait ekspor minyak Iran dan dinamika pasar Irak, harga minyak menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah aksi jual tajam pada hari Jumat.
Pasar minyak akan terus dipengaruhi oleh faktor-faktor geopolitik dan ekonomi yang dapat memengaruhi pasokan dan permintaan. Sanksi AS terhadap Iran, komitmen OPEC+ untuk mengurangi produksi, serta perkembangan terkait perang di Ukraina dan ekspor minyak Irak akan tetap menjadi faktor penting yang harus dipantau oleh para pelaku pasar. Seiring dengan ketatnya pasokan jangka pendek, harga minyak berpotensi untuk terus mengalami fluktuasi, dengan kemungkinan kenaikan lebih lanjut jika pasokan global tetap terbatas.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
MAPS LOCATION
DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang di dalam website ini hanya bersifat informatif saja. dan tidak di maksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainya. kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms Of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari pada ahli dibidangnya. Dan kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT BPF dan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan Transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT BESTPROFIT FUTURES, Bukan atas nama INDIVIDU