
Bestprofit | Perak Turun 1,80% Setelah Aksi Ambil Untung
Bestprofit (26/2) – Pada hari Selasa (25/2), harga perak mengalami penurunan signifikan lebih dari 1,80%, mengakhiri sesi dengan mencatatkan puncak harian di $32,48, sebelum akhirnya jatuh di bawah level psikologis $32,00. Penurunan harga ini terjadi di tengah ketidakpastian yang melanda pasar, terutama terkait kebijakan perdagangan AS yang mendorong penghindaran risiko dan aksi ambil untung oleh pedagang. Meskipun sempat diperdagangkan pada level tertinggi hariannya, harga perak akhirnya menyusut menjadi $31,73 pada sesi Asia Rabu, mencerminkan fluktuasi tajam yang terjadi dalam waktu singkat. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga perak serta pandangan ke depan terhadap prospek logam mulia ini.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Puncak Harian dan Penurunan Harga Perak
Harga perak berhasil mencatatkan puncaknya pada $32,48 pada hari Selasa, mencerminkan tingkat permintaan yang kuat pada logam tersebut di awal sesi. Namun, momentum positif ini segera terganjal oleh penurunan tajam yang terjadi setelah puncak tersebut, mengakibatkan harga perak jatuh di bawah angka psikologis $32,00. Penurunan harga yang lebih dari 1,80% ini mencerminkan ketidakpastian yang melanda pasar, baik dalam konteks kebijakan perdagangan AS maupun sikap investor yang semakin hati-hati terhadap perkembangan global.
Salah satu alasan utama penurunan harga perak adalah penghindaran risiko yang terjadi di pasar global. Ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan AS, terutama yang melibatkan tarif impor dan hubungan dagang dengan negara-negara besar lainnya, membuat investor lebih berhati-hati dalam mengambil posisi pada aset yang dianggap berisiko. Perak, yang sering dipandang sebagai logam yang lebih volatil dibandingkan emas, merespons dengan penurunan tajam setelah mencapai puncaknya.
Pengaruh Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan AS
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga perak adalah ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan AS, yang dipicu oleh rencana tarif impor dari Presiden AS, Donald Trump. Kebijakan ini terus memberikan ketegangan dalam hubungan perdagangan antara AS dengan negara-negara besar lainnya, seperti Kanada dan Meksiko. Ketidakpastian mengenai kebijakan tarif ini menyebabkan investor untuk mengurangi eksposur mereka terhadap aset yang lebih berisiko, termasuk logam seperti perak.
Ketika kebijakan perdagangan AS tidak jelas, atau ketika investor merasa bahwa ketegangan perdagangan global bisa semakin memburuk, mereka cenderung mengalihkan perhatian mereka ke aset yang lebih aman, seperti obligasi pemerintah atau emas. Perak, meskipun dianggap sebagai logam mulia, lebih rentan terhadap pergerakan tajam karena sifatnya yang lebih sensitif terhadap fluktuasi ekonomi dan politik. Dengan meningkatnya ketidakpastian pasar, investor cenderung menjual perak untuk mengurangi risiko, yang akhirnya mendorong harga perak turun.
Aksi Ambil Untung di Tengah Kenaikan Harga
Selain penghindaran risiko, aksi ambil untung oleh pedagang juga menjadi faktor penting yang menyebabkan harga perak turun tajam setelah mencapai puncaknya pada $32,48. Ketika harga perak mulai menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, banyak pedagang yang terlibat dalam spekulasi memutuskan untuk membukukan keuntungan mereka dengan menjual posisi mereka. Hal ini sangat wajar di pasar yang sangat fluktuatif, di mana harga logam mulia sering kali bergerak cepat.
Kenaikan harga yang pesat sering kali mengundang aksi jual, terutama di kalangan pedagang jangka pendek yang ingin merealisasikan keuntungan mereka. Ketika aksi ambil untung dilakukan dalam jumlah besar, harga perak dapat mengalami penurunan yang tajam, seperti yang terjadi pada hari Selasa. Namun, meskipun terjadi penurunan harga dalam jangka pendek, ketidakpastian yang terus berkembang di pasar global tetap memberi dukungan pada harga perak dalam jangka panjang, mengingat logam ini tetap menjadi pilihan bagi investor yang mencari pelindung nilai di tengah ketegangan global.
Dinamika Permintaan terhadap Perak di Pasar Global
Di luar faktor-faktor terkait kebijakan perdagangan dan aksi ambil untung, permintaan terhadap perak juga dipengaruhi oleh dinamika pasar global lainnya, termasuk faktor ekonomi makro dan situasi geopolitik. Perak sering dipandang sebagai aset yang lebih volatil dibandingkan emas, namun tetap memiliki daya tarik sebagai pelindung nilai dalam periode ketidakpastian ekonomi.
Permintaan industri juga menjadi pendorong utama harga perak, terutama dalam sektor elektronik, energi terbarukan, dan industri otomotif, yang memanfaatkan perak dalam berbagai komponen teknis. Kenaikan permintaan industri ini dapat memberikan dukungan pada harga perak meskipun ada ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan atau fluktuasi ekonomi lainnya.
Namun, di saat yang sama, perak juga dipengaruhi oleh fluktuasi dalam pasar keuangan global. Jika pasar saham atau pasar mata uang mengalami ketegangan atau penurunan, investor cenderung mengalihkan perhatian mereka ke logam mulia sebagai aset pelindung nilai. Oleh karena itu, harga perak sangat dipengaruhi oleh interaksi antara permintaan industri, sentimen investor, dan kondisi pasar global yang lebih luas.
Prospek Perak di Tengah Ketidakpastian
Meskipun harga perak mengalami penurunan tajam pada Selasa (25/2), prospek jangka panjang untuk logam ini masih dapat dipandang positif, terutama karena ketidakpastian yang terus berkembang di pasar global. Ketegangan perdagangan yang berkepanjangan antara AS dan negara-negara besar lainnya, bersama dengan risiko inflasi dan potensi ketidakstabilan ekonomi global, terus memberikan daya tarik bagi perak sebagai aset safe haven.
Namun, perak akan terus mengalami volatilitas dalam jangka pendek, terutama karena sensitif terhadap perubahan sentimen pasar. Para pedagang dan investor yang terlibat dalam perak harus terus memantau perkembangan kebijakan perdagangan AS, keputusan moneter global, dan kondisi pasar tenaga kerja yang dapat memengaruhi daya tarik logam mulia ini. Ketidakpastian yang berkepanjangan, baik dalam ekonomi global maupun kebijakan perdagangan, akan terus memberikan tekanan dan peluang bagi perak untuk bergerak naik atau turun dalam waktu singkat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Perak ke Depan
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melihat prospek harga perak ke depan adalah:
-
Kebijakan Perdagangan Global: Ketidakpastian terkait kebijakan tarif dan hubungan perdagangan antara AS dan negara-negara besar akan terus mempengaruhi harga perak. Perubahan kebijakan atau eskalasi ketegangan dapat menyebabkan pergerakan harga yang tajam.
-
Keputusan Moneter Federal Reserve: Kenaikan suku bunga atau kebijakan moneter ketat lainnya yang diambil oleh Federal Reserve dapat menurunkan daya tarik perak, karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil.
-
Permintaan Industri: Pertumbuhan permintaan perak di sektor industri, seperti energi terbarukan, otomotif, dan elektronik, akan mendukung harga perak. Penurunan permintaan industri dapat menyebabkan tekanan penurunan pada harga perak.
-
Kondisi Ekonomi Global: Ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi resesi atau inflasi, akan terus berperan dalam pergerakan harga perak, dengan investor mencari perlindungan melalui aset ini.
Kesimpulan
Harga perak yang turun tajam pada Selasa (25/2) menunjukkan bagaimana volatilitas dan ketidakpastian global dapat memengaruhi pasar logam mulia. Meskipun harga perak sempat mencapai puncak pada $32,48, aksi ambil untung dan penghindaran risiko menyebabkan harga merosot di bawah level $32,00. Meskipun demikian, prospek jangka panjang perak tetap cerah, mengingat ketidakpastian global yang terus berkembang dan daya tarik logam ini sebagai aset safe haven. Sebagai investor, pemantauan terhadap faktor-faktor eksternal seperti kebijakan perdagangan AS, keputusan moneter global, dan permintaan industri akan sangat penting dalam menentukan arah pergerakan harga perak ke depan.