BPF Malang

Image

Bestprofit | Minyak Naik Jelang Rapat OPEC+

Bestprofit (2/7) – Harga minyak dunia mencatat kenaikan tipis pada hari Selasa (2 Juli), seiring investor mempertimbangkan kombinasi antara sinyal permintaan yang positif dan ketidakpastian seputar kebijakan produksi minyak dari kelompok OPEC+ yang akan diputuskan dalam beberapa hari mendatang.

Kinerja Harga Minyak: Brent dan WTI Menguat

Minyak mentah Brent, acuan global, ditutup naik sebesar 37 sen atau sekitar 0,6% ke posisi $67,11 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari Amerika Serikat ditutup menguat 34 sen atau sekitar 0,5%, ke level $65,45 per barel.

Kenaikan harga yang relatif terbatas ini mencerminkan sikap pasar yang berhati-hati menjelang pertemuan penting OPEC+ pada tanggal 6 Juli mendatang, di tengah ekspektasi akan adanya peningkatan produksi dari kelompok negara-negara produsen minyak tersebut.

Bestprofit | Minyak Melemah, OPEC+ Jadi Sorotan

Aktivitas Pabrik Tiongkok Bangkit, Dorong Harapan Permintaan

Salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga minyak adalah laporan positif dari Tiongkok, konsumen energi terbesar kedua di dunia. Survei sektor swasta menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di negara tersebut kembali meningkat pada bulan Juni, setelah sebelumnya sempat melambat akibat berbagai tekanan ekonomi.

Menurut Randall Rothenberg, pakar intelijen risiko dari Liquidity Energy, data ini memberikan sinyal bahwa permintaan energi di Asia, khususnya di Tiongkok, mulai menunjukkan pemulihan. “Pasar merespons data ini dengan positif karena mengindikasikan bahwa konsumsi minyak di wilayah Asia bisa meningkat dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Rothenberg.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Arab Saudi Diperkirakan Naikkan Harga untuk Asia

Harapan akan peningkatan permintaan juga diperkuat oleh kabar bahwa Arab Saudi kemungkinan akan menaikkan harga jual resmi (OSP) minyak mentahnya untuk pembeli di Asia pada bulan Agustus. Kenaikan tersebut bisa membawa harga ke level tertinggi dalam empat bulan terakhir, mencerminkan optimisme pasar terhadap stabilnya permintaan di kawasan tersebut.

Tak hanya Arab Saudi, minyak mentah ESPO Blend dari Rusia juga dilaporkan mengalami premi harga yang kuat, menandakan bahwa pasar Asia terus menunjukkan minat tinggi terhadap pasokan minyak dari wilayah tersebut.

Pasar Waspada: OPEC+ Akan Putuskan Produksi Agustus

Meskipun terdapat indikator permintaan yang positif, pasar tetap berhati-hati karena perhatian utama saat ini tertuju pada pertemuan OPEC+ yang akan digelar pada akhir pekan. Dalam pertemuan tersebut, kelompok yang terdiri dari negara-negara penghasil minyak utama, termasuk Arab Saudi dan Rusia, akan memutuskan kebijakan produksi untuk bulan Agustus.

Menurut laporan Reuters yang mengutip empat sumber dalam OPEC+, kelompok ini berencana meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai bulan depan. Kenaikan ini sejalan dengan penambahan produksi besar yang sudah dilakukan selama bulan Mei, Juni, dan Juli.

Alex Hodes, analis energi dari StoneX, mengatakan bahwa keputusan OPEC+ dipantau ketat karena akan mempengaruhi keseimbangan pasar global. “OPEC+ saat ini berusaha menambah produksi untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan pangsa pasarnya, terutama dari produsen minyak serpih AS yang terus mencatatkan rekor produksi,” jelas Hodes.

Persaingan dengan Minyak Serpih AS dan Dinamika Internal OPEC+

Persaingan antara OPEC+ dan produsen minyak serpih Amerika Serikat menjadi salah satu isu kunci. Data resmi menunjukkan bahwa pada bulan April lalu, produsen minyak serpih AS mencapai tingkat produksi tertinggi dalam sejarah. OPEC+ tampaknya ingin memastikan bahwa mereka tetap menjadi pemain dominan di pasar global dengan menambah volume pasokan.

Namun, di sisi lain, dinamika internal OPEC+ juga menambah ketidakpastian. Beberapa anggota, seperti Kazakhstan, dilaporkan telah memproduksi minyak dalam jumlah yang melebihi kuota yang disepakati. Kazakhstan bahkan mencapai rekor produksi tertinggi sepanjang masa bulan lalu, menurut sumber Reuters yang mengetahui data tersebut.

Arab Saudi, sebagai pemimpin de facto OPEC+, juga telah meningkatkan ekspor minyak mentahnya pada bulan Juni ke tingkat tercepat dalam satu tahun terakhir, berdasarkan data dari Kpler. Hal ini dilakukan bahkan ketika musim panas biasanya membuat permintaan domestik lebih tinggi, yang secara tradisional mengurangi volume ekspor.

“Arab Saudi tampaknya ingin memanfaatkan momentum harga dan permintaan global, meskipun harus mengorbankan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri,” kata Hodes.

Tarik Ulur Perdagangan Global dan Dampaknya ke Pasar Energi

Selain dinamika produksi dan permintaan, para pelaku pasar juga mencermati perkembangan dalam negosiasi perdagangan internasional, khususnya terkait kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Pada hari Selasa, Trump menegaskan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk memperpanjang tenggat waktu tarif yang akan jatuh pada 9 Juli, menciptakan ketidakpastian lebih lanjut dalam perdagangan global.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menambahkan bahwa negara-negara mitra dagang dapat menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi jika tidak tercapai kesepakatan dalam waktu dekat. Dia juga menyebutkan bahwa kesepakatan perdagangan dengan India sudah sangat dekat, meskipun Trump masih skeptis terhadap potensi kesepakatan dengan Jepang.

Diplomat Uni Eropa mengatakan bahwa blok tersebut menginginkan keringanan tarif segera di beberapa sektor kunci sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan yang lebih luas dengan Amerika Serikat. Ketidakpastian ini memperburuk volatilitas pasar dan bisa berdampak pada permintaan energi secara global jika pertumbuhan ekonomi melambat.

Prospek Jangka Pendek Harga Minyak: Antara Optimisme dan Kewaspadaan

Dengan adanya kombinasi faktor permintaan yang mulai membaik dan potensi peningkatan pasokan dari OPEC+, harga minyak kemungkinan akan bergerak dalam kisaran sempit dalam jangka pendek. Jika pertemuan OPEC+ menghasilkan kebijakan yang lebih agresif dalam menambah pasokan, tekanan ke bawah terhadap harga bisa meningkat.

Namun, jika data ekonomi global terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan konflik perdagangan bisa dihindari, permintaan energi bisa tetap kuat, menopang harga minyak pada paruh kedua tahun ini.

Kesimpulan: Keseimbangan Tipis di Pasar Minyak

Harga minyak mencatat kenaikan tipis pada hari Selasa, didorong oleh data positif dari Tiongkok dan spekulasi atas harga minyak Arab Saudi yang lebih tinggi untuk Asia. Namun, pasar tetap berhati-hati menjelang keputusan penting dari OPEC+ dan perkembangan terbaru dalam negosiasi perdagangan global.

Dengan prospek yang masih penuh ketidakpastian, pasar energi bergerak dalam keseimbangan tipis antara kekuatan permintaan yang tumbuh dan potensi lonjakan pasokan. Pertemuan OPEC+ pada 6 Juli mendatang akan menjadi momen penentu arah harga minyak global dalam beberapa bulan ke depan.