BPF Malang

Image

Bestprofit | WTI Turun Dekat $67,50 akibat OPEC+ dan Tarif

Bestprofit (5/3) – Pada hari Rabu, 5 Maret 2025, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), yang merupakan patokan harga minyak mentah di Amerika Serikat, diperdagangkan sekitar $67,65 per barel selama sesi Asia awal. Harga minyak WTI ini menghadapi tekanan penurunan di tengah sejumlah faktor yang memengaruhi pasar minyak global. Kekhawatiran geopolitik, pengumuman kebijakan OPEC+, serta tarif baru yang diterapkan oleh AS terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, semua berkontribusi terhadap dinamika harga minyak yang lebih volatil.

Faktor Geopolitik yang Menekan Harga Minyak

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga minyak adalah ketidakpastian geopolitik yang meningkat. Ketegangan di beberapa wilayah, terutama yang melibatkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, menciptakan kecemasan di pasar energi. Ketidakstabilan politik dan ekonomi sering kali berdampak negatif terhadap permintaan dan pasokan minyak global, yang pada gilirannya dapat menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan.

Selain itu, tarif yang diterapkan oleh AS terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok menambah ketidakpastian di pasar energi. Ketika negara-negara besar ini terlibat dalam sengketa perdagangan, hal tersebut dapat mempengaruhi hubungan perdagangan minyak dan berdampak pada stabilitas pasokan. Para pedagang dan investor yang mengikuti perkembangan ini akan terus memantau dinamika geopolitik ini, yang bisa memberikan dampak lebih lanjut terhadap pergerakan harga minyak.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kebijakan OPEC+ yang Mengubah Lanskap Pasar Minyak

OPEC+—yang terdiri dari negara-negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara sekutunya, termasuk Rusia—telah mengumumkan rencananya untuk meningkatkan produksi minyak mulai bulan April 2025. Langkah ini diambil setelah serangkaian pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC+ untuk menstabilkan pasar minyak yang tertekan oleh penurunan permintaan global dalam beberapa waktu terakhir.

Peningkatan produksi yang diumumkan oleh OPEC+ dipandang sebagai respons terhadap pemulihan ekonomi global yang lebih lambat dari yang diperkirakan, meskipun ada beberapa ketidakpastian di pasar. Keputusan ini berpotensi memperburuk surplus pasokan minyak global dan mempengaruhi harga minyak di pasar internasional.

Strategi OPEC+ yang Ditekankan pada Politik, Bukan Harga

Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas di SEB, mengungkapkan bahwa perubahan strategi OPEC+ ini terlihat lebih mengutamakan kepentingan politik daripada pertimbangan harga. Menurut Schieldrop, keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak bisa terkait dengan upaya politik dari pemerintah Amerika Serikat, khususnya yang berhubungan dengan kebijakan energi yang dijalankan oleh Presiden Donald Trump.

Pada masa pemerintahan Trump, kebijakan energi AS cenderung mendukung produksi energi domestik dan memperkuat kemandirian energi negara tersebut. Dalam konteks ini, kebijakan OPEC+ yang lebih fleksibel terhadap peningkatan produksi mungkin memiliki elemen politik yang mendalam, di mana negara-negara penghasil minyak utama, termasuk AS, berusaha menanggapi kebijakan dalam negeri mereka terhadap pasar energi global.

Namun, peningkatan produksi ini memiliki dampak langsung terhadap harga minyak. Banyak analis memperkirakan bahwa dengan bertambahnya pasokan minyak, harga WTI dan minyak mentah lainnya dapat mengalami tekanan turun, terutama jika permintaan tidak meningkat sesuai harapan.

Penurunan Persediaan Minyak Mentah di AS

Di sisi lain, laporan mingguan yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat. Data API menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun sebesar 1,455 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 28 Februari 2025. Ini jauh lebih besar daripada penurunan 640.000 barel pada minggu sebelumnya. Meskipun penurunan ini lebih besar dari perkiraan, pasar juga memperhatikan bahwa penurunan ini tidak cukup signifikan untuk mengimbangi tekanan dari peningkatan produksi yang direncanakan oleh OPEC+.

Konsensus pasar sebelumnya memperkirakan penurunan persediaan sebesar 300.000 barel, namun data yang dirilis menunjukkan penurunan yang lebih besar, yang memberikan sedikit dorongan positif bagi harga minyak. Penurunan persediaan minyak mentah dapat menjadi indikator yang menunjukkan permintaan yang relatif stabil atau bahkan meningkat di pasar domestik AS, meskipun faktor eksternal seperti kebijakan OPEC+ dan ketegangan geopolitik tetap memberikan tekanan pada harga.

Dampak Peningkatan Produksi OPEC+ pada Pasar Minyak

Dengan pengumuman peningkatan produksi oleh OPEC+, pasar minyak kini berada dalam fase ketidakpastian. Peningkatan produksi ini dilakukan setelah beberapa tahun pemangkasan produksi yang bertujuan untuk mengurangi surplus pasokan di pasar global. Namun, peningkatan produksi yang direncanakan ini dapat menciptakan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan harga minyak jatuh jika permintaan global tidak dapat mengikuti laju peningkatan pasokan.

Penting untuk dicatat bahwa OPEC+ memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga minyak global. Kebijakan mereka tentang tingkat produksi sering kali menjadi faktor penentu dalam pergerakan harga minyak, mengingat OPEC+ mengontrol sebagian besar pasokan minyak global. Oleh karena itu, keputusan untuk meningkatkan produksi ini kemungkinan besar akan memperburuk ketegangan di pasar minyak, mengingat adanya faktor-faktor lain seperti ketegangan perdagangan global yang juga mempengaruhi harga.

Kekhawatiran Terhadap Permintaan Minyak Global

Meskipun produksi minyak mentah AS menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan, kekhawatiran mengenai permintaan minyak global tetap ada. Dampak dari kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh AS terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok dapat mengurangi konsumsi energi, mengingat ketegangan ekonomi yang mungkin muncul akibat tarif perdagangan. Selain itu, meskipun ada pemulihan ekonomi di beberapa negara, ketidakpastian global tetap memberikan hambatan terhadap pertumbuhan permintaan energi yang kuat.

Ketegangan perdagangan dan kebijakan proteksionis juga dapat mempengaruhi hubungan dagang antarnegara, yang pada gilirannya dapat mengurangi permintaan energi. Jika ekonomi global melambat atau ketegangan perdagangan terus berlanjut, hal ini dapat meredam permintaan minyak dan mempengaruhi harga dalam jangka panjang.

Kesimpulan: Harga Minyak Mentah WTI di Tengah Ketidakpastian

Harga minyak mentah WTI pada hari Rabu, 5 Maret 2025, diperdagangkan sekitar $67,65 per barel, menghadapi tekanan dari beberapa faktor yang saling berinteraksi. Ketidakpastian geopolitik, kebijakan peningkatan produksi OPEC+, serta kebijakan tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok semuanya berperan dalam menekan harga minyak.

Meskipun penurunan persediaan minyak mentah di AS memberikan sedikit dukungan positif bagi harga, pengumuman peningkatan produksi OPEC+ dan ketegangan geopolitik yang semakin meningkat menciptakan ketidakpastian bagi pasar. Oleh karena itu, harga minyak akan terus dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik, kebijakan OPEC+, dan permintaan global yang tidak dapat diprediksi secara pasti.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!